Sabtu, 14 Februari 2015

Witch . (CHAPTER 1)



*WITCH*




Tittle                     :      Witch
Cast                      :      Lee Min Hyuk, Do Hoe Ji
Other Cast              :      All Member of BTOB, BTS, Lee Byung Hun Of (Teen Top)
Genre                    :      Fantasy, Romance, Other
Author                  :      Adellelita










haaayy... ketemu lagi sama author yang cantik jelita ini. hehe. ini adalah karya keduaku di blog ini. mungkin setelah ff 'Witch' ini author sementara akan hiatus dulu. yeah.. maklum laah.. sebentar lagi ada Ujian Praktek, Try out ke tiga, Try out Kabupaten, Ujian sekolah, ujian nasional, trus setelah itu masih disibukkan nyari sekolah. hufft.. inilah susahnya jadi aanak sekolah.  cuma satu yang enak... yaitu dikasih uang saku. kkkk.

okelah.. okelah... nggak usah kebanyakan basa-basi... langsung aja..






.happy readiing.









AUTHOR.POV.>>
.
.









Kegelapan malam telah tiba. Bulan telah membentuk sebuah lingkaran dengan sempurna. Tak ada satupun bintang di sekeliling bulan tersebut. Aneh. Memang. Namun itulah kenyataannya. Pohon-pohon berukuran sangat besar dengan dedaunannya yang lebat membuat tak seluruh penjuru hutan ini tersentuh oleh cahaya bulan. Hutan ??. ya, memang hutan lah yang kita bahas saat ini. Hutan yang sangat lebat dengan pepohonan besar, dan ada banyak binatang buas di hutan ini. Hutan ini biasa dikenal dengan nama ‘JUNGLE BELLS DARKNESS’. Tak ada seorang pun yang berani masuk kedalam hutan tersebut. Diketahui hutan tersebut terdapat entah berapa banyak penyihir yang dikenal sebagai ‘ZIDEZAGI’. Yang jelas sangat banyak. Mereka ‘Para kaum manusia biasa’ sangat takut kepada mereka. Padahal sebenarnya manusia-manusia yang takut kepada mereka belum pernah sekalipun melihat rupa penyihir-penyihir itu secara langsung. Satu lagi penghuni hutan itu, Yaitu para Vampir yang biasa di sebut ‘RED DEVIL’. Mereka sangat sering menghisap darah para masyarakat desa yang terletak di seberang hutan. Tak jarang para rakyat desa mengira bahwa sang penghisap darah adalah kaum Zidezagi. Padahal kenyataannya adalah kaum Zidezagi lah yang melindungi masyarakat dari kejahatan Red Devil yang merajalela.
.





.


::::::








Seorang lelaki dengan jubah hitam tengah berdiri tegak di tepi tebing. Tampilan lelaki itu persis seperti vampir namun dia bukanlah salah satu kawanan dari para Red Devil. Jubahnya berkibar di belakangnya karena diterpa angin. Dipejamkan matanya perlahan, merasakan sensasi udara dingin di malam hari. Dia sedikit tersentak sembari membuka matanya ketika seseorang dari arah belakangnya menepuk bahunya pelan.




        “sepertinya para Red Devil akan tetap bersikukuh untuk menghancurkan kaum kita, Hyung.” ucap seseorang yang barusan datang tadi dengan mendengus kesal.




        “tenang saja Seungjae-aa. Kita tidak akan kalah dari mereka. Kau tau sendiri kan?. Kekuatan kita lebih kuat dan besar dari pada mereka. Yeah, walaupun mereka semua adalah Vampire, yang bisa saja menghisap darah kita.”




        “tapi Hyung... mereka....”




        “hey, tenangkan dirimu. Mereka tidak akan pernah bisa membunuhmu, dan bahkan seluruh keluarga dan teman-teman kita. Karena aku adalah Lee Minhyuk. pelindung Zidezagi.” ucap seseorang yang diketahui namanya adalah Minhyuk. dia mengatakan itu semua dengan tenang. Seperti tak ada sedikitpun beban di dalam hidup dan pikirannya. Padahal dia adalah seorang Raja. Tidak. Dia belum menjadi raja, sebelum ia menikah. Namun walaupun begitu, dia tetap melakukan semua tugas yang biasa dilakukan mendiang sang Raja atau ayahnya. Ya, ayahnya telah meninggal beberapa minggu yang lalu diakibatkan oleh Raja dari Red Devil. Dan sang Ibu sebagai Ratu memang telah meninggal setelah melahirkan Sungjae beberapa tahun yang lalu. Sebelum ayahnya meninggal, beliau memberi sebuah pesan kepada Minhyuk.




“Jaga Nama Baik Kerajaan Kita. Lindungi Semua Orang Yang Ada Di Sekelilingmu. Jaga Baik-Baik Adikmu, Dan Jagalah Seseorang Yang Kau Cintai. Dan satu lagi. Ada seorang penghianat di dalam istana ini. Berhati-hatilah.  Jaga dirimu baik-baik..”




Itulah yang diucapkan ayah Minhyuk dan Sungjae sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Setiap kali Minhyuk mengingat kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya sebelum meninggal tersebut, dia selalu sedih. Dia merindukan sosok ayah yang selalu melindunginya, dan sosok ibu yang selalu menyayanginya.
.
.







::::::







Malam semakin larut dengan sang rembulan yang masih tetap bersinar. Yeah, walaupun awan hitam telah mendominasi langit malam saat ini. Namun sebagian dari sinar bulan dapat menembus awan tersebut. Beberapa dari bangsa Red Devil tengah memperhatikan istana bangsa Zidezagi dari kejauhan. Raut wajah mereka terlihat sangat geram. Seperti ingin melahap istana itu utuh-utuh. Sebegitu bencikah mereka dengan Zidezagi?. Sebenarnya kesalahan apa yang diperbuat Zidezagi hingga Red Devil sangat membenci mereka.




        “kupastikan penghuni istana, sekaligus istananya itu akan segera lenyap.” Ucap seorang lelaki dengan kedua tangannya yang mengepal begitu erat di kedua sisi tubuhnya. Beberapa lelaki yang berada di sampingnya pun saling bertatapan, beberapa saat kemudian tatapan mereka kembali lagi ke arah istana Zidezagi.




        “kupastikan kau mati di tanganku, Lee Minhyuk.” ucap lelaki itu sekali lagi sebelum bergegas pergi dan di ikuti oleh ke enam teman-temannya.
.
.
.




.


.
::::::








                                                                      #Seoul, South Korea                                                   6.30 A.M.







Pagi telah tiba. Burung-burung beterbangan kesana kemari, mungkin mereka tengah mencari makanan. Atau mungkin malah berolahraga(?). Dedaunan masih basah oleh titik-titik embun pagi. Dari sini terlihat rumah yang begitu megahnya. Disekeliling rumah itu terdapat berbagai macam jenis bunga. Namun yang paling mendominasi adalah bunga Azalea berwarna ungu. Mungkin itu warna, dan bunga favorit dari sang pemilik rumah.




Di rumah itu tinggallah seorang gadis cantik bernama Do Hoe Ji. Pagi ini dia masih tertidur pulas di atas springbed dengan sprai dan bed cover berwarna dasar Dark Purple dengan motif bunga-bunga kecil dengan dua jenis warna, pink soft, dan ungu muda. Dia sedikit menggeliat ketika secercah sinar mentari mengenai wajah cantiknya. Seketika itu pula dia membuka matanya perlahan saat sebelumnya dia mengusapnya. Segera diraihnya ponselnya yang terletak di atas nakas. Matanya masih belum terbuka sempurna saat dia memandangi ponselnya itu dengan lekat.






        “Ya Tuhan. Aku terlambat!!” pekik gadis pemilik nama Do Hoe Ji itu sembari 
 menyibak selimut yang menutupi tubuhnya itu dan segera bangkit menuju kamar mandi.
.
.








::::::






       “Donghun-aa....!!!!” teriak Hoeji saat ia menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan. Tampilannya saat ini lebih cantik dari sebelumnya. Sebuah dress dengan panjang 5 cm di atas lututnya dikenakannya. Sepatu flat dengan warna yang kontras dengan dress yang ia kenakan telah terpasang dengan manis di kakinya.




       “ne~ nunna..” ucap seorang lelaki yang di panggil Donghun oleh Hoeji tadi.




“dimana Seulmi ?!!” tanya Hoeji sambil duduk di sofa dekat ruang makan dengan tangannya yang memainkan benda favoritnya, PSP. Bahkan menurutnya benda itu lebih berharga daripada ponselnya yang sangat-sangat mahal. Suatu hari pernah dia mengatakan bahwa dia tidak bisa hidup tanpa sebuah PSP.




       “Ne, Unnie. Aku disini..” ucap seorang perempuan yang di cari Hoeji tadi. perempuan itu baru saja keluar dari kamar mandi tamu di rumah Hoeji.




       “buatkan aku susu.” Perintah Hoeji pada Seulmi.




       “ne~” ucap Seulmi sembari berlari menuju dapur secepat mungkin sebelum majikannya itu marah. Seulmi memanglah seorang penata rias bagi Hoeji saat dilokasi syuting atau pemotretan dan lain-lain. Tapi saat dirumah, Seulmi bagaikan pembantu.




       “apa saja jadwalku hari ini ?”




       “pemotretan, syuting iklan produk kecantikan, perform di Inkigayo, pertemuan dengan Mr. Choi untuk memperpanjang kontrak, setelah itu nunna istirahat sekitar 2 jam, dan di lanjutkan dengan pemotretan untuk majalah kecantikan.” Jelas Donghun sang supir plus managernya.




       “hufft.. okay.. semoga hari ini menyenangkan..” ucap Hoeji dengan senyumannya yang mulai mengembang.
.
.







::::::









Di tempat lain rakyat Zidezagi yang jumlahnya tidak terlalu banyak, tak lebih dari seratus orang. Mereka tengah berkumpul di aula istana. Ya, semua rakyat itu tinggal di istana. Sang Raja muda nan tampan, Minhyuk namanya tengah berpidato. Terlihat sang adik, Sungjae berdiri di samping belakang kakaknya. Rakyat Zidezagi sangat kagum dengan sang raja muda itu. Tak salah memang. Selain tampan dan kuat, sang Raja juga terkenal baik dan ramah. Dia juga sangat cerdas sama seperti ayahnya.





       “kumohon dengan sangat-sangat kepada kalian. Jagalah diri kalian baik-baik. Dan jangan lupa lindungi nama baik kerajaan kita. Hmm.. sepertinya cukup sekian. Terimakasih, dan selamat siang untuk kalian semua.” Ucap Minhyuk sembari meninggalkan aula dengan diikuti oleh sang adik di sampingnya dan beberapa pengawal.





       “hyung~. Apa kau benar-benar akan pergi ke Hutan Zio untuk mencari Air Kekekalan itu??. Kumohon jangan pergi hyuung~. Siapa yang akan memimpin istana ini untuk sementara jika kau benar-benar pergi???!!” ucap Sungjae yang lebih mirip dengan sebuah rengekan.





       “kau. Kau yang akan memimpinnya.” Ucap Minhyuk sambil menatap adiknya dengan tatapan teduhnya.





       “aku. Tidak. Mau. Hyung. Lebih baik kau tak usah pergi. Jika kau pergi pun aku akan ikut denganmu. Apa kau tau, hyung. Hutan Zio sangat mengerikan dan berbahaya. Apa kau tidak takut.” Ucap Sungjae yang masih bersikukuh membujuk sang kakak agar tak pergi ke Hutan Zio.




       “tidak. Aku tidak takut apapun. Dan aku akan pergi kesana, siang ini. dengan ditemani oleh Ilhoon, Eunkwang, Hyunsik, dan Paniel. Dan Changsub yang akan membimbingmu memimpin istana ini sementara aku pergi.” Ucap Minhyuk sembari meninggalkan adiknya yang masih berdiri mematung di depan aula. Tak beberapa lama setelah melihat Minhyuk yang semakin menjauh, Sungjae tersenyum. Entah apa arti senyuman itu.









::::::








       “oh tidak, Mr.Choi. Mana bisa kau seenaknya menyuruhku syuting di tempat seperti itu setelah kau memperpanjang kontrakku. Bagaimana jika nanti aku terluka, jatuh ke jurang, digigit nyamuk atau serangga lainnya, dan bagaimana jika nanti ada binatang buas ?!!!!!!!.” Ucap Hoeji saat ia berada di gedung Agency-nya, yaitu WT Entertainment.





       “sebagai CEO disini aku selalu mengutamakan keselamatan artisku di lokasi syuting manapun. Jadi kau tidak usah khawatir.” Ucap seorang laki-laki yang dipanggil Mr.Choi oleh Hoeji barusan. Hoeji mendengus kesal mendengar penuturan sang CEO dengan ucapannya yang kelewat santai. Bagaimana tidak. Hoeji diharuskan untuk melakukan syuting di lokasi yang.. err. Mengerikan menurutnya. Dimana lagi jika bukan di hutan.





       “arasseo arasseo. Donghun-aa, Seulmi-aa.. ayo kita pergi.” Ucap Hoeji sembari pergi dari ruangan sang CEO tanpa berpamitan. Memang seperti itu tingkah Hoeji saat marah. Dia menjadi tidak sopan dengan siapapun.
.
.







::::::








Ke enam lelaki berjubah hitam dengan garis merah di tiap tepinya tengah berjalan menyusuri jalan setapak di sebuah hutan yang lebat dan mengerikan. Hutan ini sangat gelap ini dikarenakan dedaunan dari pepohonan yang begitu lebat hingga tak membiarkan sinar mentari masuk menyentuh tanah di hutan ini. keenam lelaki itu berhenti di tengah-tengah persimpangan jalan.






       “Istana Red Devil ada di sebalah kanan. Sedangkan Hutan Zio di sebelah kiri. Berarti kita harus berjalan melewati cabang jalan sebelah kiri, Minhyuk-ssi.” Ucap seorang lelaki dengan nada bicaranya yang sopan atau Formal.




       “Hyunsik-aa. Tidak usah berbicara padaku seformal itu. Bukankah kita teman ??. teman dekat malah.” Ucap Minhyuk dengan santainya.






       “tapi, kau raja kami Lee Minhyuk. tak salah jika kami berbicara dengan formal padamu. Bukankah seorang raja harus dihormati oleh rakyatnya?” kali ini Eunkwang mulai bersuara.




       “Tidak. Sebelum aku menikah.. jadi mulai sekarang berbicalah padaku seperti biasa sebelum Ayah meninggal.... dan hey, ayolah.. kalian semua temanku dan bukanlah anak buahku..” ucap Minhyuk yang mulai berjalan mendahului kelima temannya. Kelima temannya itupun saling bertatapan satu sama lain. Tak lama kemudian mereka menyusul Minhyuk dan berjalan dibelakangnya.
.
.










::::::








HOEJI.POV>>>
.
.






Ya ampuun.. bagaimana bisa Mr.Choi dengan begitu teganya menyuruhku syuting drama di tempat seperti ini.. yeah, walaupun ku akui bahwa drama yang akan ku bintangi ini sangat luar biasa. Bahkan artis yang membintangi drama ini pun tidak bisa di ragukan lagi. Akting mereka sangat bagus. Drama ini berjudul ‘Marry Me, or You Death’. Aku menjadi pemeran utama dalam drama ini. Drama ini bercerita tentang seorang gadis yang sejak kecil dapat melihat hantu dan makhluk yang tak terlihat lainnya. Suatu malam, saat ia pulang sekolah. Dia didatangi oleh beberapa makhluk yang... yeah bisa dikatakan makhluk itu sangat tampan. Salah satu makhluk itu menghampiri gadis itu dan tanpa berpikir panjang dia meminta gadis itu untuk menikah dengannya. Dengan perasaan takut yang teramat besar, gadis itu menolak lamaran tiba-tiba dari makhluk tampan itu. Mendengar hal itu, sang makhluk tampan tersebut marah.. hingga akhirnya makhluk itu memberi dua pilihan untuk gadis itu.






       “Marry Me, Or... You Death...??”. gadis itupun semakin ketakutan. Dan akhirnya dia menerima lamaran makhluk tampan itu.




Eiiiy. Baguskan ceritanya.?. tentu saja. Okay.. aku memang suka dengan drama yang satu ini. Tapi sebagian besar latar tempat adegan drama ini berada di hutan yang gelap, dengan pepohonan yang tinggi dan dedaunan yang rindang, banyak nyamuk, serangga, dan bahkan kemungkinan ada binatang buasnya. Hey ini hutan ‘Jungle Bells Darkness’. Dan aku sudah tau sejarah hutan ini. Sangat menyeramkan. Dan sepertinya aku tidak akan betah berada di sini untuk waktu yang lama. Huuft, jangan terlalu banyak mengeluh. Aku akan berusaha semaksimal mungkin. Oh tuhan bantulah aku. Satu jam lagi syuting akan dimulai.









::::::




AUTHOR.POV>>
.
.







Sekelebat bayangan hitam yang berniat memata-matai, berkali-kali mengelilingi ke enam lelaki tampan dengan jubah hitam bergaris merahnya. Menyadari hal itu, mereka pun menghentikan langkahnya. Memperhatikan sekelilingnya dengan detail. Sebenarnya mereka tau makhluk yang tengah memata-matai mereka. Dan.. WUUSSH.. ketujuh lelaki yang memakai jubah hitam bergaris emas telah berdiri tegak tepat di hadapan keenam lelaki berjubah hitam dan bergaris merah. Mereka saling melempar tatapan tajam.


 


       “Lama tak berjumpa Raja Lee Minhyuk....” 





.


.

.

.


TO BE CONTINUE >>>




huwaa. mian kalo ada typonya yaah... 
mian kalo ceritanya jelek..

mian kalo bahasanya ancuur.. hehe..


yalaaah.



okay. bye bye readers-ku tercinta.

#diharapkan_kalian_para_readers_meninggalan_jejak_kalian_setelah_membaca_ff_saya.

thanks. :-)  #lempar_senyuman_maut


cerita ini akan dilanjutkan tergantung dengan komentar yang kalian berikan.






Kamis, 12 Februari 2015

The Moon and The Sun. (CHAPTER 1)




*The Moon And The Sun*


Tittle                     :      The Moon And The Sun



Cast                      :      Kim Suho, Baek Su Min, Kim Kai



Other Cast            :      Seo Jaehyung, Woo Sunghyun, Kang Sura, Kwon Nara



Genre                    :      Sad, Romance, School Life



Author                  :      Adellelita








..happy readiiiing..








WARNING!!! TYPO DIMANA-MANA!!


.



Sang bintang yang selalu tersenyum kepada sang rembulan yang selalu bersamanya dan menemaninya berkelip di langit. Sang bintang tidak pernah mengetahui darimana cahayanya berasal. Dan dia selalu berpikir bahwa sang rembulan lah yang memberinya cahaya.


 Suatu saat kegelapan tiba, menelan sang rembulan hingga tak terlihat lagi. Gelap, langit sangat gelap. Namun sang bintang masih tetap berkelip dengan begitu indahnya. Dia pun bingung. Bagaimana bisa dirinya tetap bersinar walau sang rembulan telah tiada?. Sebenarnya darimana cahaya ini berasal ?.


Di sisi lain, sang surya tersenyum senang. Sepertinya dia masih ada harapan untuk mendapatkan senyuman dari sang bintang.
.
.
.







AUTHOR.POV>>>



Seorang lelaki tengah duduk termenung di dalam perpustakaan sekolahnya. Raut wajahnya terlihat sangat bosan. Ya, tentu saja dia bosan. Semua waktu istirahatnya digunakannya untuk menunggu seseorang yang memang sudah janji akan datang ke tempat ini. Namun sampai saat ini seseorang itu tak kunjung jua tiba. Sebenarnya lelaki itu sudah tau bahwa seseorang yang ia tunggu itu tidak akan menepati janjinya lagi.



        “sorry, Kai. Tadi gue dihukum sama guru killer, tua, jelek, dan nyebelin karena terlambat masuk kelas..” ucap seorang perempuan yang baru saja duduk di depan Kai dengan nafasnya yang masih tersenggal-senggal karena ia tadi berlari. Kai hanya tersenyum mendengar ucapan perempuan itu. Entah sihir apa ini yang bisa membuat rasa bosan Kai menghilang begitu saja ketika perempuan itu muncul di depannya.



        “nggak papa kok. Oya.. katanya tadi lo mau cerita ke gue. Cerita apaan ?” ucap Kai. Namun Sumin hanya terdiam. Dia masih mengatur nafasnya.



        “yaah. Pasti lo udah bisa nebak apa yang mau gue ceritain ke elo..” ucap Sumin sembari berdiri dan mengambil sebuah buku yang lumayan tipis lalu kembali duduk seperti semula di hadapan Kai.



        “Kim Suho ?!”



        “nah, lo tau sendiri kan kayak apa tuh orang kalo lagi marah....” ucap Sumin sambil mengipas-ngipaskan buku yang tadi ia ambil, ke wajahnya. Jantung Kai serasa tertusuk pisau yang tajam. Sakit. Kai tak tahan jika harus mendengar nama Suho keluar dari mulut Sumin. Padahal pada kenyataannya Suho dan Sumin telah memiliki status berpacaran semenjak satu tahun yang lalu.



        “jadi tadi gini ceritanya. Gue kan lagi ke ruang OSIS, biasalah gue mau ngebahas bisnis sama Nara, si ketua OSIS itu. Tapi ternyata Nara nggak ada disana. Yang ada malah si Jaehyung yang bahkan nggak tergabung dalam anggota OSIS. Saat itu kebetulan lantai di ruang OSIS itu baru aja selesai di pel sama Kwon Ahjussi. Naah, pas gue baru aja mau ke tempat Jaehyung duduk.. gue.... gue.. kepleset, Kai. Dan tanpa gue sangka, Jaehyung nahan badan gue karna hampir jatuh. Dan tanpa gue sangka juga, ternyata Suho menyaksikan kejadian itu. Alhasil Suho marah sama gue.” Jelas Sumin dengan begitu detail.



        “what ?!!. Cuma gara-gara itu Suho marah sama elo ??” tanya Kai. Padahal dalam hati terdalamnya dia telah bersumpah tak akan menyebut nama Suho. Lelaki yang telah berhasil meluluhkan hati Sumin. Sumin pun menganggukkan kepalanya dengan lemas.



        “Kai, please. Kasih gue saran kek.!!. jangan Cuma manggut-manggut muluu...” rengek Sumin.



        “hmm. Lebih baik lo jelasin aja ke Suho bahwa kejadian di ruang OSIS tadi hanya sebatas kebetulan aja.”



        “heey..!!!” ucap Sumin sambil melempar buku yang ia bawa tadi ke atas meja dengan kerasnya.



“Tadi gue udah coba ngejelasin semuanya ke dia. Tapi dianya nggak mau dengerin gue...” lanjut Sumin.








##




Bel telah berbunyi. Pertanda pelajaran hari ini telah usai. Semua siswa berbondong-bondong untuk keluar dari kelasnya. Bahkan saat berada di pintupun mereka saling dorong-dorongan kayak anak SD. Tidak dengan Kai. Dia lebih memilih untuk mengelah dari teman-temannya. Tak mau saling dorong, saling tendang, atau bahkan saling injak. -_-!. Saat keadaan kelas terlihat lebih sepi, akhirnya Kai memilih untuk segera keluar dari kelas. Yeah, kalian bisa tau sendirikan bagaimana rasanya berada di kelas sendirian ?. menyeramkan. Dan bagaimana kalau tiba-tiba muncul sesosok makhluk halus ?. hiii.. sereeem.



Tepat di depan gerbang sekolah, tak sengaja Kai melihat adegan berpelukan yang dilakukan oleh Sumin dan Suho. Sepertinya kedua manusia itu sudah baikan. Kai tak menyangka bahwa dirinya akan melihat adegan itu disaat hatinya yang masih sedih. Jujur. Kai tak suka jika mengetahui hubungan Sumin dan Suho baik-baik saja, namun disisi lain dia juga tak suka jika melihat Sumin yang tengah bersedih, dan menangis karena hubungannya dengan Suho tidak berjalan dengan baik. Dengan cepat Kai melangkahkan kakinya melewati begitu saja kedua manusia yang tengah bermesraan itu.




        “lhoh, Kai. Elo mau kemana ??” tanya seorang lelaki yang tak salah lagi adalah Suho. Kai pun menghentikan langkahnya dan berbalik arah ke arah Suho dan Sumin berada.




        “kemana lagi kalo nggak pulang..” ucap Kai dengan ketusnya.



        “iya, gue tau kalo lo mau pulang. Tapi apa lo mau pulang dan ninggalin motor lo di sini ???” kali ini Sumin yang bicara. Dan BUMM !! bahkan saking galaunya, Kai tak mengingat bahwa dia membawa motor.




        “motor ?.” dengan wajah tak berdosanya, Kai malah bertanya ke Sumin dan Suho.






        Tik..



        Tok..



        Tik..



        Tok..







Waktu terus berjalan dengan jarum jam yang tetap berputar dengan berisiknya. Di atas kepala Kai masih terdapat begitu banyak tanda tanya. Dan setelah beberapa detik berlalu, akhirnya....



        “astaga. Gue lupa...” Kai pun berlari dengan terbirit-birit menuju parkiran dengan meninggalkan kedua temannya yang masih menampakkan wajah o_o sambil menggelengkan kepala.









##




Malam telah tiba. Matahari tak lagi menampakkan sinarnya dan digantikan oleh sang rembulan yang bersinar dengan indahnya. Dimalam yang indah ini Sumin menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang menumpuk. Dikamarnya hanya terdengar suara keyboard laptop yang saling bersahutan, dan suara yang ditimbulkan dari jarum jam. Sesekali Sumin berdecak kesal karena tak dapat menemukan jawaban dari sebuah soal yang tengah ia kerjakan. Entah mengapa saat ini Sumin merasa semakin lama soal-soal yang ia kerjakan itu semakin sulit.



        “ok. Ok. Aku menyerah. Dan kali ini aku butuh bantuan Nathan.” Ucap Sumin sambil mengangkat kedua tangannya.



Sumin pun beranjak dari tempat duduknya dan segera keluar dari kamarnya. Ya. Dia berniat untuk menuju ke rumah Kai yang terletak tak jauh dari rumahnya. Ting.. tong.. ting.. tong.. Sumin mulai menekan-nekan bel rumah Kai dengan tidak sabaran. Berharap sang penghuni akan segera membukakan pintu untuknya. Sumin mulai menggerutu nggak jelas. Gimana tidak... sudah hampir 2 menit berlalu tapi tak ada seorangpun yang membukakan pintu untuknya. Padahal saat ini dia membawa begitu banyak buku di lengan kirinya. Dan akhirnya Dewi Fortuna-pun berpihak kepadanya. Seorang perempuan lanjut usia telah membukakan pintu untuk Sumin.



        “lhoh..  ?” ucap Sumin. Dia terkejut karena ternyata yang membukakan pintu untuknya adalah Nenek nya Kai. Nenek Kai pun tersenyum pada Sumin.



        “cari Kai, ya ?” tanya Nenek Kai dengan begitu lembut.



        “Kai-nya kemana, Oma ?” tanya Sumin sambil membenarkan posisi buku-bukunya yang hampir jatuh.



        “tuh, dikamar. Kayaknya dia lagi belajar.” Ucap Nenek Kai.



        “oh. Ya udah. Aku langsung ke kamarnya Kai aja, ya. Hehe..” ucap Sumin, lalu segera menuju ke kamar Kai yang terletak di lantai dua.






Tok.. tok.. tok. “Kai. Lo lagi ngapain sih di dalam .?.” tanya Sumin yang masih berada di depan kamar Kai. Tak ada jawaban dari Kai. Sumin mulai memegang kenop pintu, dan... cklekk... pintu tak terkunci.



        “ee..buset .... ngapain dia main gelap-gelapan kayak gini...” gumam Sumin sambil meraba-raba dinding berniat mencari saklar untuk menyalakan lampu. Namun belum sempat Sumin menyalakan lampu, lampu-pun telah lebih dulu menyala. Ya, tentu saja Kai yang menyalakan lampu itu. Kai memperhatikan Sumin yang sedang nempel-nempel di tembok seperti cicak dengan tatapan penuh tanda tanya. Dahi Kai berkerut bersamaan dengan tatapannya yang mengarah pada tumpukan buku di tangan Sumin. Melihat hal itu, Sumin hanya bisa nyengir kuda.




        “PR ?” tanya Kai Ya, dia sudah hafal benar. Jika Sumin tiba-tiba ke rumahnya malam-malam gini apa lagi kalau nggak butuh bantuan Kai untuk mengerjakan PR.



        “hehe. Iya. Bantuin gue, Kai. Please. Gue udah kehilangan arah.(-_-)” Ucap Sumin dengan wajah memelasnya. Kai terlihat menghela nafas mendengar pernyataan Sumin barusan.



        “okay. Ini terakhir kalinya gue bantuin lo ngerjain PR.” Ucap Kai sembari mengambil alih buku-buku yang sedari tadi berada di tangan Sumin, dan meletakkannya di atas meja belajar.



        “lho. Kok terakhir kali. Jangan gitu dong, Kai. Elo marah ya sama gue. ih, Kai, please. Masa sama sahabatnya sendiri pake marah-marahan segala. Nggak asik tauuk..” rengek Sumin sembari duduk di sebelah Kai.



        “bagian mana yang elo nggak paham ?” tanya Kai sambil membuka lembar demi lembar buku tulis Sumin.



        “uumm.... semuanya, Kai. Semuanya gue nggak paham..” mendengar hal itu, Kai megubah ekspresi wajahnya menjadi datar. Sedangkan Sumin, dia hanya meringis-meringis nggak jelas.







##





Satu jam telah berlalu. Kai masih dengan begitu sabarnya membantu Sumin mengerjakan tugas-tugasnya. Sesekali dia memberi penjelasan pada sebuah.. ah tidak, bukan sebuah. Beberapa ?, tidak. Beberapa juga tidak masuk dalam kategori. Seluruh ?. ya, ‘seluruh’ baru banar. Seluruh rumus atau soal yang belum dimengerti oleh Sumin.



Hari semakin malam dan sampai saat ini Sumin masih belum paham dengan penjelasan yang diberikan oleh Kai.



        “jelas aja dari tadi elo nggak paham, orang dari tadi elo malah mainin handphone terus.” Kesal Kai.



        “oh baiklah, baiklah. Aku tidak akan mainin handphone lagi.”




        “sudah terlambat. Sekarang, pulanglah. Sudah hampir tengah malam.” Ucap Kai sembari bangkit dari duduknya dan segera berbaring di atas ranjangnya. Sumin-pun akhirnya pulang dengan tidak membawa hasil. Tugasnya belum selesai, dan itu harus dikumpulkan besok. Entah apa yang akan dilakukan Sumin setelah ini.







##





Pagi tiba. Sinar mentari mulai menerobos celah-celah gorden yang sedikit terbuka. Sinar itu mulai menyentuh wajah seorang gadis cantik. Dia mulai menggeliat, merasa acara tidur nyenyaknya telah dirusak. Dirusak oleh sang sinar mentari yang menemani tiap harinya, seakan mereka adalah sahabat.



        “ngg..” gumam Sumin sambil guling-guling kesana kemari. Dia berusaha mengumpulkan kekuatannya untuk bangun. Dalam keadaan seperti ini Sumin masih saja memejamkan matanya. Hingga akhirnya... GUBRAKK.. Sumin jatuh dari atas ranjangnya dengan sempurna. “uukh.. sakit..” gerutu Sumin sambil mengelus-elus pantatnya yang dirasanya sakit. Sumin pun berdiri dengan kuwalahan dengan tangannya yang masih mengelus-elus pantatnya.



        “honey..!!” teriak seseorang dari depan pintu kamar Sumin dengan kerasnya.



        “iya, mam.” Sahut Sumin dengan teriakan pula. Sumin pun melangkahkan kakinya menuju pintu. Dan cklekk.. pintu pun terbuka, memperlihatkan wajah seorang perempuan dengan rambut singanya. Seorang yang diketahui adalah ibu Sumin pun terbelalak, terkejut melihat rupa anak semata wayangnya yang mengerikan. Rambut acak-acakan, matanya telah menyerupai mata panda, dan satu lagi.... BAU. Ya, Sumin bau karena belum mandi.



        “ada apa sih mam, pagi-pagi begini sudah teriak-teriak.” Ucap Sumin mempoutkan bibirnya.



        “what !!? apa katamu ?!!. pagi ?!!. ini sudah siang sayang, sudah jam setengah tujuh. Apa kau tidak mau sekolah .??!”. dalam sekejap, mata Sumin telah terbuka lebar. Menoleh ke dalam kamarnya tepat pada sebuah jam yang menempel di dinding.



        “astaga !!. apa Suho... eh maksudku Kai. Apa Kai sudah datang.?!!” Tanya Sumin penuh kepanikan.



        “iya, dia tadi datang. Dan setelah ku beritau bahwa kau belum bangun, dia langsung pergi.” Ucap Ibu Sumin dengan santainya. Reflek Sumin pun membulatkan mulutnya, lalu berlari kesana kemari mencari handuk, dan duaar.. pintu kamar mandi tertutup dengan begitu kerasnya hingga Ibu Sumin menggelengkan kepala melihat tingkah anak semata wayangnya itu di pagi hari.









##





Seorang perempuan berlari-larian melewati koridor sekolah dengan rambut yang tadinya rapi menjadi berantakan. Koridor sekolah terlihat sangat sepi, tak ada siswa yang berlalu-lalang melewati koridor ini. Ya, pelajaran telah dimulai, dan perempuan itu masih berlari-larian menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Peluh telah mengalir di pelipis perempuan itu. Rambutnya yang ia gerai bebas berayun kesana-kemari. Akhirnya dia telah berada di depan kelasnya.




        “sial. Gurunya udah masuk lagi.” Gerutu perempuan itu sambil membenarkan rambutnya yang acak-acakan akibat berlari-larian tadi.



        “pagi, Pak. Maaf saya terlambat.” Ucap perempuan itu sambil membungkukkan badannya.



        “iya, silahkan... SILAHKAN LETAKKAN TASMU,DAN KELUAR !!” bentak guru itu. Perempuan yang diketahui bernama Jessica itu pun terkejut. Kiranya guru itu mau mempersilahkannya duduk, tapi kenyataannya.... huft, sungguh kejam. Sumin pun menundukkan kepalanya karena menahan malu dan segera keluar dari kelas dengan wajah yang tak kalah memelas dari seorang pengemis.








##




Bel istirahat telah melantun (?) dengan begitu indahnya. Sebagian siswa keluar dari kelas mereka untuk sekedar ngobrol di luar kelas atau sekedar nongkrong dan makan di kantin. Dan sebagian lagi dari siswa lainnya memilih untu berdiam diri dikelas. Yeah, tentusaja siswa yang menetap di kelas itu adalah siswa yang teladan, dan cerdas. Mungkin mereka memiliki IQ jauh diatas rata-rata. Dan tentu, Sumin bukan salah satu dari siswa yang cerdas. Kali ini ia tengah berada di taman sekolah barsama dengan...... Suho tentunya.




        “Sumin-aa, kayaknya tadi aku denger suara Lee ssaem di kelasmu. Kalo di denger-denger siih sepertinya dia sedang membentak. Emangnya siapa yang dia bentak tadi. ?” tanya Suho yang sukses membuat Sumin mencelos. ‘sekeras itukan Lee ssaem tadi membentakku hingga terdengar oleh Suho yang kelasnya berada di C ?. padahal kelasku kan di E.’ Batin Sumin.



        “kok melamun.”. ucapan Suho barusan berhasil menyadarkan diri Sumin dari lamunannya.



        “oh, itu... tadi... umm.. Lee ssaem membentakku..” ucap Sumin dengan suara lirihnya membuat Suho mengerutkan keningnya.



        “memangnya kamu berbuat salah apa sampe Lee ssaem membentakmu sekeras itu ?” tanya Suho dengan nada suaranya yang lembut.




Sumin terdiam. Dia malu pada pacarnya yang memang tau bahwa Sumin adalah siswa yang kurang rajin. Bahkan dia sering terlambat masuk sekolah seperti hari ini. IQ ??. ya tentu saja IQ Sumin dibawah Suho. Sumin tak pernah masuk dalam 50 daftar siswa yang berprestasi. Entahlah, mungkin itu takdir untuk Sumin.





        “tadi aku terlambat ..” ucap Sumin yang semakin menundukkan wajahnya. ‘hufft..’ terdengar suara Suho yang tengah menghela nafas panjang. Tak beberapa lama dia sudah menarik dagu Sumin untuk menatapnya.



        “Baek SuMin.. lihat aku..”. Sumin pun menuruti perintah pacarnya itu.



        “aku tau kebiasaanmu yang suka terlambat, tidak mengerjakan PR, tidak belajar, dan bahkan kau sering kabur dari tugas piketmu. Tapi, bisakah mulai sekarang kau buang jauh-jauh perlakuan buruk mu itu.” Ucap Suho masih dengan nada lembut dan sangat bersahabat.



        “... Oppa..” panggil Sumin lirih.



        “mungkin itu takdir. Dan takdirku yang seperti itu mungkin akan permanen.” Lanjut Sumin diakhiri dengan cengiran khasnya.




Gila. Sumin gila. Bagaimana bisa dia mengatakan bahwa prilaku buruknya itu takdir yang akan permanen berada di dirinya. Kalau ini sih, sangat jelas jika Sumin tak mau mengubah prilakunya itu. Tunggu... tunggu. Lalu, bagaimana bisa Suho yang notabennya selalu mendapat prestasi yang unggul, dan bahkan hampir setara dengan Kai yang, demi tuhan dan  demi apapun.. dia sangat cerdas, Jenius malah. Bagaimana bisa Suho bisa menyukai dan bahkan mencintai gadis bodoh dan berprilaku buruk ini.
       



“jangan bercanda, Sumin-aa.” Ucap Suho sedikit kesal dengan ucapan Sumin barusan. yeah, ucapan Sumin barusan memang mengejutkan.


  

      “hehe. Okay okay. Aku akan berusaha ngilangin kebiasaan burukku demi Kim Suho-KU tercinta..”



       “ck. Dasar..” ucap Suho sembari mengacak poni Sumin penuh sayang.











##






Saat ini Sumin tengah duduk manis di bangku penonton untuk menyaksikan Kai yang tengah berlatih basket dengan teman-temannya. Di sekitarnya terdengarlah suara gadis-gadis yang meneriaki nama Kai dengan kerasnya. ‘kurang kerjaan sekali’ batin Sumin sambil melirik sinis ke arah para gadis ALAY itu. Tunggu, kenapa Sumin terlihat sangat membenci para gadis itu saat mereka memanggil nama Kai ??. apakah Sumin cemburu pada para gadis alay itu. Eiiy.. entahlah..





Saat Sumin tengah asik melamun tiba-tiba seseorang telah menepuk bahunya pelan. Dan itu dengan sukses membuat Sumin tersadar dari lamunannya.



        “Oppa ??!!. kau membuat jantungku hampir copot !!” pekik Sumin setelah sebelumnya dia memukul lengan Suho dengan lumayan keras, membuat Suho meringis kesakitan.



        “ahahah. Okay, kalau begitu aku minta maaf..”



        “..........” Sumin hanya diam. Dia cemberut sambil terus memperhatikan Kai yang berada di tengah lapangan sana.



        “kau marah ?” tanya Suho.



        “eiiy.. aku kan sudah minta maaf padamu. Jadi, kau tidak mau memaafkanku ?” ucap Suho. Namun Sumin masih saja terdiam. Suho pun beranjak pergi. Namun sebelum genap dia melangkahkan kedua kakinya, Sumin telah terlebih dahulu menahan pergelangan tangan Suho. Membuat Suho menghentikan langkahnya.



        “hehe. Aku memaafkanmu kok..” ucap Sumin sambil nyengir-nyengir nggak jelas. Dan Suho pun kembali duduk di samping Sumin sembari mengacak pelan poni Sumin. Mereka berdua pun tertawa bersama.







 KAI.POV>>>






Kuarahkan pandanganku ke arah bangku para penonton. Dan apa-apaan ini ??. begaimana bisa mereka bermesraan di sana dengan santainya.. tanpa memikirkan perasaanku. Hmm.. tapi memang wajar siih jika mereka bertingkah seperti itu. Mereka kan pacaran. Dan TAPI lagi... tetap saja aku cemburu walaupun aku bukan pacarnya. Yeah.. yang namanya suka, mau diapakan lagi ya akan tetap suka. Dan...






DUGGKK!!





        “KAAAAIII !!!” beberapa orang yang berada di sekitar lapangan meneriakiku.






Setelah itu aku tidak bisa melihat apa-apa lagi. Dan aku terjatuh. Saat aku bangun tiba-tiba aku sudah berada di dalam ruangan yang dengan sangat jelas bahwa ruangan ini adalah UKS. Bukankah tadi aku berada di lapangan... dan... aku bermain basket. Siapa yang membawaku ke sini.

.


.







TO BE CONTINUE >>>>>





Kyyaaa!!!. Jelek ya ???!!. nggak papa laah. Hehe..
#maklum_author_amatir_kkk
Ku harap kalian “para readers” menyukai FF ku yang satu ini...

Kalo ada banyak typo.. hmm mohon maaf. Hehe.

Bye..~~~. Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Dan di karya ff ku yang lainnya. annyeong..